Keresahan Generasi Z tentang Keuangan: Tantangan dan Peluang
Generasi Z adalah kelompok yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah tumbuh dalam era teknologi yang berkembang pesat, ditandai dengan akses mudah ke informasi dan kemajuan digital. Namun, di balik koneksi yang tak terputus dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh era digital ini, terdapat keresahan yang mendalam tentang keuangan. Generasi Z dihadapkan pada tantangan yang unik dan memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengelola keuangan mereka. Artikel ini akan membahas keresahan yang umum dialami oleh Generasi Z terkait keuangan dan memberikan wawasan tentang bagaimana mengatasi tantangan ini dari sudut pandang seorang perencanaan keuangan.
Mengidentifikasi Keresahan
- Tingkat Utang yang Tinggi: Generasi Z dan Milenial seringkali terlihat memiliki tingkat utang yang tinggi, terutama melalui pinjaman online (Pinjol), seperti yang ditunjukkan oleh dominasi mereka dalam penggunaan fintech P2P lending. Kemudahan akses pinjaman melalui aplikasi digital, serta kurangnya pengelolaan keuangan yang tepat, menjadi faktor utama di balik kecenderungan ini. Data OJK menunjukkan bahwa sebagian besar pemilik rekening fintech P2P lending dan penerima pinjaman berusia antara 19-34 tahun, menunjukkan kecenderungan generasi muda untuk memanfaatkan layanan pinjaman online. Kendati pendapatan cukup, kurangnya literasi keuangan dan kecenderungan konsumtif juga berkontribusi pada perilaku berutang yang tinggi pada generasi ini.
- Ketidakpastian Ekonomi: Krisis keuangan global seperti resesi ekonomi dan pandemi COVID-19 telah meningkatkan ketidakpastian finansial di kalangan Generasi Z. Mereka seringkali khawatir tentang stabilitas pekerjaan dan kesempatan ekonomi di masa depan.
- Kurangnya Pendidikan Keuangan: Meskipun hidup dalam era informasi, Generasi Z masih sering kali kekurangan pemahaman tentang manajemen keuangan pribadi yang efektif. Kurangnya pendidikan keuangan di sekolah-sekolah, universitas dan kurikulum yang kurang terfokus pada topik perencanaan keungan pribadi dapat menyebabkan ketidakpahaman tentang pentingnya mengelola keuangan dengan bijak.
- Tekanan Konsumsi dan Gaya Hidup: Tekanan konsumsi dan gaya hidup yang dipicu oleh media sosial dan budaya konsumtif seringkali mempengaruhi keputusan finansial Generasi Z secara negatif. Paparan terhadap gaya hidup yang diidealkan di media sosial dapat mendorong mereka untuk menghabiskan lebih dari yang mereka mampu demi mengejar citra yang sempurna. Selain itu, tekanan untuk tampil ideal di platform tersebut seringkali membuat mereka merasa perlu untuk membeli barang-barang mahal atau terlibat dalam pengalaman yang eksklusif, meskipun hal itu dapat berdampak negatif pada keuangan pribadi mereka. Kurangnya kesadaran akan konsekuensi finansial jangka panjang dari gaya hidup konsumtif juga meningkatkan risiko terjebak dalam utang yang tidak terkendali. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk mengembangkan kesadaran finansial yang baik dan menetapkan batas yang jelas dalam pengeluaran mereka untuk menghindari tekanan konsumtif yang berlebihan.
- Kesulitan Memahami Investasi: Generasi Z sering mengalami kesulitan dalam memahami investasi. Mereka mungkin merasa bahwa investasi merupakan topik yang kompleks dan sulit dipahami. Karena kurangnya pemahaman tentang pasar keuangan, banyak dari mereka merasa cemas atau tidak percaya diri untuk memulai investasi. Pasar keuangan sering kali dianggap sebagai dunia yang rumit, dengan berbagai instrumen investasi, strategi, dan istilah yang mungkin terdengar asing bagi mereka. Ini bisa menjadi hal yang menakutkan bagi Generasi Z yang baru memasuki dunia keuangan Selain itu, adanya ketidakpastian tentang risiko dan return investasi juga dapat membuat Generasi Z ragu untuk memulai. Mereka mungkin khawatir akan kehilangan uang mereka atau tidak mendapatkan hasil yang diinginkan dari investasi mereka. Kurangnya pendidikan dan pemahaman tentang pentingnya investasi jangka panjang juga dapat menjadi faktor penyebab kesulitan dalam memahami investasi. Banyak dari Generasi Z mungkin tidak diajarkan tentang pentingnya merencanakan masa depan keuangan mereka sejak dini, sehingga mereka tidak merasa termotivasi atau siap untuk memulai investasi.
Selain itu, adanya informasi yang berlebihan di media sosial atau internet juga dapat membingungkan Generasi Z tentang langkah yang seharusnya diambil dalam menginvestasikan uang mereka. Mereka mungkin kesulitan membedakan antara informasi yang akurat dan tidak akurat, serta strategi investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko mereka.
Mengatasi Keresahan
- Pendidikan Keuangan yang Komprehensif: Penting bagi Generasi Z untuk memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan keuangan yang komprehensif. Hal ini bisa dilakukan melalui perbaikan kurikulum sekolah, program pelatihan keuangan, dan sumber daya online yang mudah diakses. kamu bisa mengikuti kelas basik kelas perencanaan keuangan disini dan basik kelas investasi disini
- Membangun Keterampilan Manajemen Keuangan pribadi: Generasi Z perlu belajar keterampilan dasar manajemen keuangan seperti membuat anggaran, menabung, dan mengelola utang. Ini dapat dilakukan melalui kursus online, buku, atau kelas keuangan yang tersedia.
- Menggunakan Teknologi untuk Keuangan yang Sehat: Sebagai generasi yang akrab dengan teknologi, Generasi Z dapat memanfaatkan aplikasi keuangan dan platform digital untuk membantu mereka mengelola uang mereka dengan lebih efisien. Aplikasi perencanaan keuangan, pelacak pengeluaran, dan investasi online dapat membantu mereka mengontrol dan memantau keuangan mereka secara lebih efektif.
- Memiliki Perencanaan Keuangan Jangka Panjang: Penting bagi Generasi Z untuk memiliki perencanaan keuangan jangka panjang yang mencakup tujuan finansial mereka, seperti membeli rumah, pendidikan lanjutan, atau persiapan pensiun. Dengan memiliki rencana yang jelas, mereka dapat membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan mengurangi stres tentang masa depan finansial mereka.
- Membangun Kesadaran tentang Investasi: Untuk mengatasi ketidakpercayaan dan kecemasan tentang investasi, penting bagi Generasi Z untuk membangun pengetahuan tentang investasi dan memahami risiko serta manfaatnya. Mereka dapat memulai dengan mempelajari dasar-dasar investasi dan memanfaatkan sumber daya seperti seminar, webinar, atau platform investasi yang menyediakan informasi dan pendampingan.
Kesimpulan
Generasi Z dihadapkan pada tantangan yang unik dalam mengelola keuangan mereka di era digital ini. Meskipun mereka tumbuh dalam lingkungan yang terhubung secara digital, mereka sering kali mengalami keresahan tentang utang, ketidakpastian ekonomi, dan kurangnya pemahaman tentang keuangan. Namun, dengan pendidikan perencanan keuangan yang lebih baik, penggunaan teknologi yang cerdas, dan perencanaan keuangan yang terarah, Generasi Z dapat mengatasi keresahan mereka dan membangun kestabilan finansial untuk masa depan mereka.
Tidak ada yang peduli keuanganmu selain kamu dan aku
Tentang Penulis
Dr. Eko Usriyono,MM,CFP®
Perencana Keuangan okefinansial
Sejak 2019, Kak Eko, seorang perencana keuangan berpengalaman, telah berhasil membantu ratusan klien dalam mencapai tujuan finansial mereka melalui konsultasi dan perencanaan keuangan yang tepat.
Selain itu, sebagai trainer dalam program Kesejahteraan Keuangan Karyawan, Kak Eko telah memberikan pelatihan in-house untuk perencanaan dana pensiun serta menjadi pembicara inspiratif dalam berbagai acara perusahaan. Dengan prestasi gemilang sebagai mentor dan fasilitator dalam berbagai akademi sertifikasi keuangan, termasuk memperoleh penghargaan Top Achievement Award dan The Best Facilitator 2020, 2021 dan 2023, Kak Eko menjadi figur inspiratif yang mewujudkan standar keunggulan dalam dunia perencanaan keuangan dan pendidikan sertifikasi.